Kamis, 02 Desember 2010

hukum islam

. Sumber Hukum- Hukum Islam

A. Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur’an?
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum Islam, maka Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (???) yang bermakna Talaa (???) [keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Secara Syari’at (Terminologi)

Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
????????? ?????????? ???????? ?????????? ?????? ??????
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)
??????????? ??????????? ?????????? ???????? ????????????? ??????
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)
Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
???????????? ???? ???????? ????????? ?????????? ?? ???? ??????
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-benar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)
Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian . Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah. Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah An Nahl ayat 89, “Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Ditinjau dari sudut tempatnya, Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:
1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-ayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan, anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga, masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan sebagainya.
Mu’jizat Al-Qur’an?
Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar datang dari Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Qur’an menyebutkan bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:
1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat itu maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis, sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat satu surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat 88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal yang zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an?
Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali turun surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345 huruf . Al-Qur’an berfungsi sebagai:
1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu pengetahuan.
Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an?
1.Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
2.Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-Qur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3.Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4.
5. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
6. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.


















Dakwah Rasulullah SAW

Dakwah Rasulullah SAW ketika Beliau dalam Perjalanan
Imam Ahmad telah memberitakan dari putera Sa'ad, sedang ayah Sa'ad sendiri yang menunjukkan jalan ke Rakubah (perjalanan di antara Makkah dengan Madinah). Berkata putera Sa'ad, bahwa ayahku telah menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar ra. telah singgah di kampungku. Sebenarnya Abu Bakar ra. ingin melihat puterinya yang kecil sedang disusukan di kampung kami dan Rasulullah SAW pula inginkan jalan pendek ke Madinah. Berkata Sa'ad kepada Rasulullah SAW: "jalan melalui Rakubah ini ada dua orang perompak dari suku Aslam, dikenal orang dengan panggilan Dua yang terhina!, jika engkau ingin melalui jalan ini, kami akan menunjukkannya". Rasulullah SAW menjawab: "Tidak mengapa, tunjukkanlah jalannya kepada kami!". Berkata Sa'ad seterusnya: "Kami pun berjalan melalui Rakubah itu, dan apabila kami dilihat oleh dua orang perompak itu, salah seorang mereka berkata kepada temannya: "Ini orang dari Yaman, barangkali!". Apabila kita bertemu dua orang perompak itu, Rasulullah SAW pun menyeru mereka supaya masuk Islam, dijelaskannyalah kepada keduanya tentang agama yang diajarkannya. Akhirnya mereka berdua setuju dan memeluk Islam. "Siapa nama kamu berdua?" tanya Rasuluilah SAW "Nama kami?". Mereka tersenyum."orang panggil kami dua orang yang terhina! Barangkali kerana perbuatan kami yang jahat". "Tidak", jawab Rasuluilah SAW. "Tapi sekarang kamu berdua dipanggil sebagai dua orang yang dimuliakan, kerana telah dimuliakan oleh Islam. Kami sekarang hendak menuju Madinah. Nanti temui kami di Madinah!" Rasulullah SAW berpesan kepada mereka berdua.
(Musnad Ahmad 4:74; Majma'uz-Zawa'id 6:58)
Pohon Menjadi Saksi Pengislaman seorang Badui
Abu Abdullah An-Naisaburi (Hakim) telah memberitakan pula dari Ibnu Umar ra. katanya: Semasa kami bersama dengan Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, tiba-tiba kami ditemui oleh seorang Arab badui. Apabila kami berhampiran dengan badui itu, berkata Rasulullah SAW kepadanya: "Hendak ke mana, wahai teman?!". "Hendak kembali ke kampungku",jawab badui itu. "Mahukah engkau jika aku tunjukkanmu kepada yang baik?". "Apa itu?", tanya si badui. "Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah saja, yang Esa, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad itu adalah hambanya dan UtusanNya",jawab Rasulullah SAW. "Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan itu?", tanya badui itu. "Engkau mahukan saksi? Engkau tak percaya kepadaku?!". "Ya, kerana aku tak kenal padamu!", jawab badui itu. "Baiklah", jawab Rasulullah SAW lagi. "Cukupkah jika pohon itu menjadi saksi?!", sambil beliau menunjuk kepada sebatang pohon yang berdekatan dengan karni. "Pohon menjadi saksi?", mata badui itu terbelalak, dia tertawa. Maka Rasulullah SAW pun memanggil pohon yang tumbuh di lereng lembah bukit itu supaya datang. Lalu pohon itu pun datang menyeret dirinya satu-satu hingga berdiri di hadapan badui itu. Dan beliau meminta kepadanya supaya menyaksikan bahwa apa yang dikatakan beliau itu adalah benar dan betul. Pohon itu lalu bersaksi dengan jelas, kemudian dia kembali semula ke tempatnya di lereng bukit itu. Orang badui itu terperanjat, dan tidak terkata-kata lagi. Kami juga merasa heran, namun begitu kami tahu yang berlaku itu adalah tanda mukjizat Rasulullah SAW. "Kalau begitu, aku percaya kepadamu!", jawab badui itu. Dia pun kembali ke kampungnya, sambil berkata, "Nanti, jika kaumku mengikutku, akan aku bawa mereka semua kepadamu". "Kalau tidak?". "Kalau tidak, aku sajalah yang akan datang kepadamu, dan duduk denganmu!"
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 6:125; Majma'uz-Zawa'id 8:292)
Islamnya Buraidah bin Hasib ra.
Dan dari riwayat Ashim Al-Aslami yang dikeluarkan oleh Ibnu Sa'ad katanya: Apabila Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau singgah di sebuah kampung bernama Chamim. Beliau bertemu dengan Buraidah bin Hashib lalu ia diajak Rasulullah SAW untuk memeluk Islam. Buraidah memeluk Islam bersama-sama dengan penduduk kampungnya, dan jumlah mereka sangat ramai, semuanya datang dari kurang lebih 80 rumah. Beliau bermalam di kampung itu, dan bersembahyang Isya' sedang penghuni kampung itu mengikutnya di belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar